🌥️ Perbedaan Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah
Membatasimasalah berarti memilih satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi. Formulasi masalah Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang pada umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana penelitian itu sebenarnya akan berlangsung dan apa sebenarnya yang ingin diteliti/ditemukan oleh peneliti.
Masalahbersal dari bahasa arab, arti dasarnya yang dipertanyakan, beda dengan problem dalam bahasa Inggris. maka rumusan dan batasan masalah itu sama-sama berisi pertanyaan penelitian. kecuali bila skema yang dipakai berdasarkan bahasa inggris, reseach problem dan reseach question.
MenurutNotoatmodjo (2002), Permasalahan penelitian Secara umum dapat diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dan apa yang terjadi tentang sesuatu, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan apa yang seharusnya ada atau terjadi, serta antara harapan dan kenyataan. Formulasi masalah Merupakan pertanyaan yang akan dijawab melalui pengumpulan data dalam bentuk rumusan masalah penelitian ini dari penyelidikan menurut tingkat penjelasannya (Sugiyono).
Berikutadalah contoh batasan masalah dalam karya ilmiah, antara lain: Makalah karya ilmiah satu ini membahas terkait masalah yang terjadi oleh petani Indonesia dimana terdapat masalah hama tumbuhan pengganggu atau OTP yang menjadikan padi rusak. Oleh sebab itu penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui sifat hama pengganggu.
Sesuaidengan rumusan masalah diatas, maka batasan masalah yang di lampirkan, yaitu : 1.Iklan ini dibuat untuk Predator Skateshop sebagai media promosi dalam bentuk video. 2.Peneliti menawarkan teknik Motion Tracking yang diterapkan dan memproduksi iklan serta ikut dalam mendistribusikannya. 3.Hasil pembuatan teknik Motion Tracking ini akan
PerbedaanRumusan Masalah Dan Batasan Masalah Pendahuluan Karya Ilmiah. Sebagai sebuah pendahuluan, maka bagian ini merupakan bagian awal dari sebuah karya ilmiah Fungsi Bagian Pendahuluan dalam Sebuah Karya Ilmiah. Seperti dijelaskan sebelumnya, pendahuluan karya ilmiah dapat Bagian
Ada4, perbedaan Rumusan Masalah dengan Perumusan Masalah: Perumusan masalah itu berupa kesenjangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem,
HarapanBali dan PT.Bank Mandiri Tbk)". 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan dua masalah sehubungan dengan judul skripsi ini, yaitu : 1. Bagaimana penerapan hak menjual saham (appraisal right) terhadap pemegang saham minoritas dalam akuisisi Perseroan Terbatas? 2.
Terdapatperbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Seperti telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang di susun di dasarkan masalah yang harus di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Batasan masalah dan
sFza. A. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan observasi, survey, dsb. Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah 1. Bacaan Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab. Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak. 2. Pertemuan Ilmiah Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian. 3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan Otoritas Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan non formal. 4. Observasi Pengamatan Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat mengamati sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar. 5. Wawancara dan Angket Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat. 6. Pengalaman Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian. 7. Intuisi Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. masalah penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan. Ketujuh faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja. Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang baik. B. PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti. Masalah yang dipilih harus “researchable” dalam arti masalah tersebut dapat diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan perumusan yang jelas, peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang jelas, akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pandangan yang dinyatakan oleh Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen 199023 bahwa salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baik yaitu pertanyaan penelitian harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas, tidak membingungkan. Dengan pertanyaan yang jelas akan mudah mengidentifikasi variabel-variabel apa yang ada dalam pertanyaan penelitian tersebut, dan berikutnya memudahkan dalam mendefenisikan istilah atau variabel dalam pertanyaan penelitian. Dalam mendefenisikan istilah tersebut depat dengan 1 Constitutive definition, yakni dengan pendekatan kamus dictionary approach, 2, Contoh atau by example dan 3 Operational definition, yakni mendefenisikan istilah atau variabel penelitian secara spesifik, rinci dan operasional. Berdasarkan pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah 1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna. 2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan kalimat pernyataan. 3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan. 4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya. 5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian tersebut. 6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional. C. BATASAN MASALAH Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti lazim disebut dengan batasan masalah. Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi. Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparkanlah dideskripsikanlah “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah. Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan secara operasional definisi operasional masalah tersebut yang akan memudahkan untuk melakukan penelitian pengumpulan data tentangnya. Misal, dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja ketepatan waktu kerja, keseriusan atau kesungguhan kerja benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak menganggur, kuantitas hasil kerja banyaknya karya yang dihasilkan berbanding waktu yang tersedia, dan kualitas hasil kerja kerapihan, kecermatan dsb dari hasil karya. Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya 1 membatasi memilih satu atau dua masalah yang akan diteliti pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi, 2 menegaskan pengertiannya, dan 3 memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”. Seperti dalam contoh Jadi, jika masalahnya berupa “prestasi kerja karyawan yang rendah” yang dipilih dari, misalnya kreativitas kerja yang rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama kolegialitas yang rendah, loyalitas yang rendah, dan lainnya, maka yang akan diteliti dipilih, dibatasi tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah kekurangan fasilitas sarana prasarana pendidikan, maka yang disebutkan dituliskan adalah bahwa yang akan diteliti dipilih, dibatasi adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan pengelolaan fasilitas. Kekurangan fasilitas dan pengelolaan fasilitas merupakan dua hal yang berbeda [Ada masalah apa pula dengan pengelolaan fasilitas? “Pengelolaan fasilitas” bukan masalah, itu topik atau tema! Lain jika “salah kelola fasilitas” atau “ketidakefektivan pengelolaan fasilitas”]. Referensi Drs. Cholid Narbuko, dkk. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta Bumi Aksara. Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. Pekanbaru Zanafa Publishing. Ir. M. Iqbal Hasan, 2002. Metodologi Penelitian. - Ghalia Indonesia. Sukandarrumidi. 2002. . Metodologi Penelitian. Yoghyakarta Gadjah Mada Univercity Press.
craftedbygc - Apa itu rumusan masalahDalam menyusun laporan kamu mungkin akan menemukan apa itu rumusan masalah. Rumusan masalah biasanya terdapat pada awal sebuah laporan, dan disusun setelah penyusunan latar belakang. Meskipun sudah sering melihat atau mendengar mengenai rumusan masalah, namun apakah kamu sudah paham apa sebenarnya yang dimaksud dengan rumusan masalah tersebut?Apa itu Rumusan Masalah?Pengertian rumusan masalah adalah salah satu tahapan penelitian yang memiliki kedudukan sangat penting dalam kegiatan penelitian. Jika tidak ada rumusan masalah, bisa dipastikan kegiatan penelitian tidak akan membuahkan hasil apapun. Rumusan masalah juga dapat didefinisikan sebagai suatu kalimat pernyataan yang disusun berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses penelitian. Dengan adanya rumusan masalah dalam sebuah laporan skripsi, makalah, maupun karya ilmiah berarti sudah melakukan kegiatan separuh dari penelitian itu Rumusan Masalah Berikut adalah beberapa ciri-ciri rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanyaPertanyaannya singkat, padat, dan jelasmengandung nilai penelitianmengarahkan cara berpikir terhadap topik yang dibahasMasalah yang diangkat sesuai dengan kemampuan penelitimemberikan petunjuk dalam melakukan kegiatan penelitian. Sehingga peneliti dapat menemukan jawabanMemberikan arahan kegiatan penelitianMembuktikan pendapat pribadi adalah yang paling benarMemberikan penjelasan tentang kesulitan dalam penelitianMenjelaskan metodologi penelitianMenjelaskan kesimpulan dari suatu penelitianthoughtcatalog Jenis-jenis Rumusan MasalahSecara umum, rumusan masalah dibagi menjadi tiga jenis. Jenis-jenis rumusan adalah masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif. 1. Rumusan Masalah DeskriptifRumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang menggambarkan seluruh alur penelitian kualitatif, mulai dari latar belakang hingga penarikan kesimpulan. Biasanya, rumusan masalah deskriptif bersifat penelitian kualitatif. Selain itu, jenis rumusan masalah ini digunakan jika penelitian yang hendak dilakukan memiliki satu Rumusan Masalah KomparatifRumusan masalah komparatif merupakan jenis rumusan masalah yang membandingkan suatu variabel atau beberapa variabel pada sebuah penelitian. Bisa dikatakan bahwa jenis rumusan masalah ini merupakan kebalikan dari rumusan masalah Rumusan Masalah AsosiatifRumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Setidaknya ada tiga bentuk hubungan, yakni hubungan kausal, hubungan simetris, dan interaktif. DNR
Pengertian Rumusan Masalah Menurut Para Ahli1. Sugiyono2. Pariata Westra3. Sutrisno Hadi4. Yenrizal5. Arikunto6. Drs. Tatang M. Amirin7. Albert Einstein8. Andrew dan Hildebrad9. Drs. Sumandi Surya Brataba MA, Eds. Purnomo Setiady Akbar, dan Dr. Husaini Usman, Rumusan masalah deskriptifb. Rumusan masalah komparatifc. Rumusan masalah asosiatifCiri-ciri Rumusan MasalahCara Membuat Rumusan Masalah1. Disusun Secara Spesifik2. Menentukan Metode Penelitian yang Sesuai3. Mencari Teori yang Mendukung Metode Penelitian4. Melihat Fenomena Sekeliling5. Menggunakan 5W + 1HContoh Rumusan Masalah Karya Ilmiah1. Contoh 12. Contoh 23. Contoh 34. Contoh 4 Dalam menulis karya tulis ilmiah, tentu saja ada berbagai unsur di dalam penulisan karya tulis ilmiah yang harus dipenuhi. Setidaknya, ada 3 bab pada karya tulis ilmiah, yaitu pendahuluan, pembahasan atau isi, dan juga penutup. Di dalam 3 bab tersebut terdapat sub bab yang mana akan menjelaskan dan merinci beberapa hal mengenai penelitian yang dilakukan. Jika Anda akan mulai menulis karya tulis ilmiah, setiap unsur atau bab di dalamnya harus dipahami betul pengertian dan juga bagaimana cara membuatnya. Kali ini, akan dibahas mengenai rumusan masalah yang terdapat di dalam pendahuluan pada karya tulis ilmiah. Rumusan masalah termasuk salah satu unsur yang penting, namun penulisannya kerap disepelekan. Hal ini karena rumusan masalah tersebut kemudian menjadi hal penting di dalam suatu tahapan penelitian yang memiliki kedudukan dan fungsi yang penting baik dalam kegiatan penelitian maupun penulisan karya ilmiah. Sehingga jika rumusan masalahnya disusun sembarangan, maka dipastikan bahwa penelitian yang dihasilkan juga kurang maksimal. Oleh sebab itu, untuk mengetahui apa itu pengertian rumusan masalah, bagaimana pengertian rumusan masalah menurut para ahli, apa saja ciri-ciri rumusan masalah, bagaimana cara membuat rumusan masalah, hingga contoh rumusan masalah, Anda perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini. Pengertian Rumusan Masalah Menurut Para Ahli Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah menjadi aspek penting dalam suatu tahapan penelitian yang memiliki kedudukan dan fungsi yang penting baik dalam kegiatan penelitian maupun penulisan karya ilmiah. Rumusan masalah juga dapat diartikan sebagai suatu kalimat pernyataan yang disusun berdasarkan adanya sebuah masalah. Kemudian dari susunan pernyataan tersebut akan dicari jawabannya melalui metode pengumpulan data yang berlangsung atau terjadi di dalam suatu proses penelitian. Untuk dapat menjawab rumusan masalah ini, peneliti harus merumuskan pertanyaan dari masalah yang terjadi. Berbagai pertanyaan tersebut akan membuat masalah yang ada harus diselesaikan. Rumusan masalah juga dapat dipahami sebagai tulisan singkat yang berisi pertanyaan mengenai topik yang diangkat oleh penulis, sehingga dengan adanya rumusan masalah, penulis akan berusaha mencari jawaban atau memecahkan masalah atas pertanyaan yang dikemukakan sehingga terdapat kesimpulan di dalam suatu karya tulis ilmiah tersebut. Dengan disusunnya rumusan masalah, maka karya tulis ilmiah baik itu skripsi, makalah, dan lain sebagainya sudah melakukan separuh dari kegiatan penelitian yang dilaporkan. Untuk penyusunannya, rumusan masalah ini biasanya terletak di bagian awal laporan atau pada bagian pendahuluan. Rumusan masalah ini terletak setelah penulisan latar belakang masalah. Jika Anda sudah memahami betul bagaimana pengertian rumusan masalah secara umum, di bawah ini ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian dari rumusan masalah. 1. Sugiyono Menurut Sugiyono, rumusan masalah merupakan sebuah pertanyaan yang mencari sebuah jawaban melalui pengumpulan data dan juga penelitian, yang mana penelitian tersebut dapat dilakukan berdasarkan tingkat eksplanasi. 2. Pariata Westra Sementara itu, menurut Pariata Westra rumusan masalah adalah sebuah masalah yang dipecahkan lewat penelitian atau lewat percobaan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hasil yang diinginkan oleh peneliti. 3. Sutrisno Hadi Sutrisno Hadi mengungkapkan pendapat bahwa rumusan masalah adalah terjadinya peristiwa yang menimbulkan pertanyaan. Bermula dari pertanyaan yang muncul inilah yang nantinya akan mendorong penulis untuk melakukan penelitian, dan mengumpulkan data-data. 4. Yenrizal Menurut Yenrizal, rumusan masalah adalah hal penting dalam menjalankan sebuah penelitian. Rumusan masalah sebagai salah satu unsur dasar dalam penelitian itu sendiri. Peran dari rumusan masalah adalah sebagai faktor penentu bahasan yang akan dipaparkan penulis. Selanjutnya, Yenrizal menyampaikan bahwa rumusan masalah ini bersifat sebagai pertanyaan, yang mana pertanyaan tersebut yang kemudian mencoba dijawab melalui penelitian yang disusun atau dilakukan secara sistematis dan juga objektif. Sehingga dapat dilihat di sini, bahwa rumusan masalah menjadi dasar dalam menentukan arah penelitian. 5. Arikunto Arikunto mengungkapkan pemahamannya bahwa rumusan masalah dapat dilakukan dengan cara merancang judul secara lengkap yang bisa dikemas dalam bentuk judul. Meskipun isi dari rumusan masalah sudah jelas, akan tetapi bisa saja diinterpretasikan oleh orang lain dengan cara yang berbeda, sehingga peran rumusan masalah bisa terlaksana dengan sesuai. Menurut Arikunto, seorang peneliti dapat menyamakan hasil penelitian dengan pendapat pembaca melalui rumusan masalah ini. Karena ia berpendapat bahwa rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan dan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di lapangan. 6. Drs. Tatang M. Amirin Pengertian rumusan masalah menurut Drs. Tatang M. Amirin adalah rumusan masalah tersebut mengangkat topik penelitian yang memenuhi empat hal, yaitu a. masalah yang akan diteliti memiliki arti penting atau memberikan perubahan atau perkembangan ilmu bagi kehidupan banyak orang, b. kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian harus awet evergreen sehingga tidak mudah digeneralisasikan, c. memiliki daya tarik yang kuat bagi peneliti dan memberikan daya tarik bagi masyarakat umum, dan d. dapat diteliti dan juga dikaji ulang secara metodologi, prosedural, hingga ketersediaan data di lapangan. 7. Albert Einstein Menurut Albert Einstein, rumusan masalah jauh lebih penting dari solusinya. Ia berpendapat bahwa pengajuan rumusan masalah didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan baru yang mendukung kemungkinan baru dan mempertimbangkan masalah lama menjadi sesuatu yang baru dan lebih kreatif serta imajinatif. 8. Andrew dan Hildebrad Andrew dan Hildebrad mengungkap pengertian rumusan masalah yang baik yang dibuat secara terencana, efektif, dan memiliki karakteristik. Rumusan masalah yang baik mendukung hipotesis penelitian agar dapat dilakukan pengujian karena karakteristik rumusan masalah adalah masalah yang diangkat harus relevan dan dapat dikelola. 9. Drs. Sumandi Surya Brataba MA, Eds. Sumandi berpendapat bahwa rumusan masalah adalah hal penting dalam penelitian yang tak hanya berbentuk kalimat tanya, tetapi juga harus ditulis menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Rumusan masalah kemudian dijadikan petunjuk untuk mengumpulkan data, di mana berbagai data tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah itu sendiri. 10. Purnomo Setiady Akbar, dan Dr. Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, dan Dr. Husaini Usman, berpendapat bahwa rumusan masalah berbentuk pertanyaan penelitian yang lebih spesifik yang memerlukan jawaban. Bentuk dari rumusan masalah memiliki tiga bentuk, yaitu sebagai berikut. a. Rumusan masalah deskriptif Rumusan masalah deskriptif adalah bentuk rumusan masalah yang menanyakan tentang keberadaan variabel secara mandiri, baik itu satu variabel atau lebih dari satu variabel. Artinya, rumusan masalah deskriptif penulis tidak perlu melakukan perbandingan pada sampel serta tidak perlu mencari hubungan variabel lain. Sederhananya, rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang mendeskripsikan hasil perolehan data yang didapatkan oleh peneliti. Misalnya mengenai mendeskripsikan hasil penelitian yang kemudian dikemas dalam bentuk tabel, diagram, atau grafik. Biasanya, terdapat tiga model penyampaian yang tujuannya memudahkan pembaca memahami hasil penelitian. b. Rumusan masalah komparatif Artinya, rumusan masalah ini memiliki fokus yaitu membandingkan atau mengkomparasi antara satu variabel dengan variabel lainnya yang berbeda. Hal ini karena metode atau perlakuan yang digunakan juga berbeda. c. Rumusan masalah asosiatif Sementara itu, rumusan masalah asosiatif ini menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang di dalam rumusannya memiliki tiga hubungan, yaitu hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan interaktif atau timbal balik. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang muncul secara bersamaan atau sejajar. Variabel tersebut memiliki hubungan atau kekuatan yang setara sehingga bukan memiliki hubungan kausal atau interaktif. Biasanya, variabel ini terjadi jika ditemukan sebab akibat yang terjadi di dalam variabel bebas yang dapat berpengaruh atau dipengaruhi. Sedangkan hubungan kausal hanya salah satu variabel saja yang mempengaruhi variabel yang lainnya. Baca Juga Penelitian Empiris Pengertian, Jenis, dan Contoh Penelitian Kuantitatif Pengertian, Jenis, dan Contoh Penelitian Eksperimen Pengertian, Jenis, dan Contoh Penelitian Pengembangan Tujuan, Ciri-Ciri, Alasan, dan Caranya Ciri-ciri Rumusan Masalah Setelah memahami tentang pengertian rumusan masalah dan berbagai pendapat ahli mengenai pengertian rumusan masalah, di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri atau karakteristik rumusan masalah yang mana membedakan rumusan masalah dengan unsur lainnya di dalam karya tulis ilmiah. 1. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya. 2. Rumusan masalah memiliki pertanyaan yang singkat, padat, dan jelas. 3. Rumusan masalah mengarah kepada cara berpikir terhadap topik yang dibahas. 4. Rumusan masalah mengandung nilai penelitian. 5. Rumusan masalah diangkat sesuai dengan kemampuan peneliti. 6. Rumusan masalah mampu memberikan petunjuk dalam melakukan kegiatan penelitian,sehingga peneliti dapat menemukan jawabannya. Cara Membuat Rumusan Masalah Untuk dapat membuat rumusan masalah, tentu Anda harus mengetahui bagaimana cara menyusun atau membuat rumusan masalah dengan baik dan benar. Di bawah ini adalah panduan mengenai cara membuat rumusan masalah yang baik dan benar. 1. Disusun Secara Spesifik Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat rumusan masalah adalah membuat rumusan masalah secara spesifik, yang mana penulisan rumusan masalah ini perlu dipahami yaitu tidak perlu ditulis secara panjang lebar. Rumusan masalah yang panjang lebar justru akan menghilangkan inti yang ingin disampaikan. Sehingga rumusan masalah ini bentuknya bisa dalam sebuah pertanyaan saja yang disusun secara singkat, padat, dan jelas, agar mudah dipahami dan dimengerti. 2. Menentukan Metode Penelitian yang Sesuai Setelah mampu menyusun rumusan masalah secara spesifik, di dalam menyusun rumusan masalah diperlukan metode penelitian yang sesuai. Artinya, Anda harus terlebih dulu menentukan metode penelitian yang tepat dengan tema yang akan Anda teliti. Biasanya, ada dua jenis metode penelitian yang dipilih atau digunakan dalam melakukan penelitian. Yaitu antara menggunakan metode penelitian kualitatif atau akan menggunakan metode penelitian kuantitatif. 3. Mencari Teori yang Mendukung Metode Penelitian Setelah menemukan metode penelitian yang sesuai, selanjutnya Anda harus mencari berbagai wawasan mengenai berbagai teori yang mampu mendukung penelitian dan metode penelitian yang dipilih. Jangan sampai salah menempatkan urutan karena akan menimbulkan kesalahan dalam bertindak. Sehingga patuhilah aturan yang sudah disusun demikian karena dengan menyesuaikan langkah demi langkah, penelitian akan berjalan dengan baik. Perlu juga diketahui bahwa teori pendukung ini bisa didapatkan dari berbagai literasi, data, atau bahkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan agar dapat mendukung metode penelitian yang dipilih. 4. Melihat Fenomena Sekeliling Sebagai penulis, Anda harus dengan cermat memperhatikan dan dengan kreatif melihat fenomena yang terjadi di sekeliling Anda. Hal ini nampak mudah dilakukan, namun praktiknya cukup sulit, kecuali jika Anda terbiasa berpikir dan mencari penyelesaian masalah. Ada banyak rumusan masalah yang sebenarnya ada di sekeliling Anda, Anda hanya perlu peka dalam membidiknya dan tidak perlu terlalu jauh dalam memberi interpretasi. Mulai dengan kasus kecil di sekitar Anda atau yang sering Anda temui dalam kehidupan sehari-hari. 5. Menggunakan 5W + 1H Hal lain yang tak boleh luput dilakukan adalah penyusunan kaidah bahasa yang harus sistematis, jelas, mudah dipahami, dan juga sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Karena rumusan masalah merupakan sebuah pertanyaan yang menjawab masalah, maka Anda harus menggunakan rumusan 5W +1H untuk menentukan topik penelitian dan juga membuat pertanyaan dengan menarik. Dengan menaati cara membuat rumusan masalah di atas, maka Anda akan dapat menyusun rumusan masalah dengan baik, sesuai dengan penelitian dan topik yang akan dilakukan di dalam sebuah karya ilmiah tersebut. Baca Juga Reduksi Data Pengertian, Tujuan, Langkah-Langkah, dan Contohnya Tinjauan Pustaka Pengertian, Manfaat, Cara Membuat, dan Contoh Lengkap Distribusi Probabilitas Pengertian, Karakteristik, Macam, dan Contohnya Pengertian Tabel, Fungsi, Ciri-Ciri, Jenis dan Contohnya Contoh Rumusan Masalah Karya Ilmiah Untuk lebih memberi pemahaman jika Anda ingin membuat rumusan masalah, maka di bawah ini merupakan contoh rumusan masalah dari beberapa karya tulis ilmiah. 1. Contoh 1 Diambil dari penelitian berjudul “Analisis Metafora Gramatikal dalam Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia” dari Universitas Negeri Malang yang terbit tahun 2017, berikut adalah contoh rumusan masalah dari penelitian tersebut. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk metafora gramatika dalam skripsi mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia? 2. Bagaimanakah pola pergeseran leksis dalam skripsi mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia? 3. Bagaimanakah kadar keilmiahan skripsi mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia? 2. Contoh 2 Contoh kedua diambil dari skripsi karya Ahmad Addib Qonumi dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim dengan judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Kemandirian dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 di MAN 1 Bojonegoro”. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh secara signifikan tentang kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap kemandirian siswa kelas XI IPS 1 MAN 1 Bojonegoro? 2. Apakah ada pengaruh secara signifikan kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 MAN 1 Bojonegoro? 3. Contoh 3 Contoh ketiga diambil dari Skripsi yang berjudul “Interferensi Dalam Teks Hasil Produksi Cerpen Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XII SMA Negeri 1 Karanganyar” karya Cynthia Paramitha Trisnanda yang dipublikasikan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ada dua masalah yang perlu dibahas 1. Bagaimana bentuk-bentuk pemakaian interferensi dalam bahasa Indonesia pada teks hasil produksi cerpen kelas XII di SMA Negeri 1 Karanganyar? 2. Faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya interferensi dalam bahasa Indonesia pada teks hasil produksi cerpen kelas XII di SMA Negeri 1 Karanganyar? 4. Contoh 4 Diambil dari Skripsi milik Nurul Khotimah yang berjudul “Diskriminasi Tokoh Perempuan Etnis Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir Karya Clara NG.”. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah bentuk diskriminasi terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng? 2. Apa sajakah faktor-faktor penyebab diskriminasi tokoh perempuan etnis Tionghoa yang ditampilkan dalam Dimsum Terakhir karya Clara Ng? 3. Bagaimanakah respons tokoh perempuan etnis Tionghoa dalam melawan diskriminasi dalam Dimsum Terakhir karya Clara Ng? Artikel Terkait Desain Penelitian Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap Subjek Penelitian Pengertian, Fungsi, dan Contohnya Objek Penelitian Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh Lengkap Instrumen Penelitian Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap Hipotesis Penelitian Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap Angket Penelitian Pengertian, Prinsip, Jenis, Langkah, dan Contohnya
perbedaan rumusan masalah dan batasan masalah